Asal Bersyukur dan Bersabar

Saat matahari bersinar, maka Allah tunjukkan keindahan warna-warna ciptaan-Nya kepada kita. Tapi saat matahari terbenam, ada keindahan lai...

Angin


Yang tak pernah ku mengerti tentang angin adalah ketika ia berhembus memberi  kesegeran pada jiwa yang hampa, lalu aku tak menyadari keberadaannya…

Seberapa keras terpaan itu menghantamku ?, Sebesar ruang dan waktu yang tersedia untuk ku mengerti, keterbatasan akal dan hati untuk memahami…
kenapa begitu terlambat...

haruskah kita selalu ada dalam Ruang dan waktu yang berbeda ?? tak bisa kah ia sama ?? Membuka jendela berdiam diri menunggu senja sendu menyaksikan matahari menunduk membawa pergi cahaya indahnya, yang tersisa hanya gelap… Memaksakan anggota tubuh untuk secepatnya terlelap. Karena hanya dengan itu otak sejenak akan berhenti berfikir, hati berhenti untuk merasa, mati untuk sejenak….

Menunggu pagi dengan harapan baru, semangat baru namun aku tersadar hingga senja tiba tak ada yang berubah.. Bukankah ini hanya siklus yang terlewati setiap hari… ?
Akulah yang selalu bertanya dimana jawaban atas pertanyaan yang sering terlontar dalam lubuk hati, Hingga celah-celah waktu tak jua ku temukan.

Sepiku ternyata tak sunyi Tuhan, ada banyak emosi jiwa di dalamnya berkecamuk setiap saat, tak memperdulikan ku yang sudah teramat lelah. Memikirkannya menyisahkan sebongkah penyesalan akan berlalunya waktu.

Tak bisakah waktu berulang dan semuanya menjadi lebih baik ?? Kembali pada beberapa waktu lalu yang membuatku tak harus menghabiskan hari-hari dengan penyesalan. Seberapa banyak nasihat dan kalimatmu yang syahdu tak mampu membuat jiwaku kembali utuh. Semua sudah terlanjur menjadi cerita kayangan yang rumit, yang tersisah hanya kesedihan


Credit by : http://asiahnurmey.blogspot.com/ 



0 Response to "Angin"

Post a Comment