Pagiku dimulai dengan entah bagaimana, membaca ulang yang sudah kutulis. Oh Allah, betapa Engkau pernah karuniakan padaku perasaan sedalam itu pada seseorang. Betapa kini, aku merindukan hatiku sendiri, yang berbunga-bunga, yang menangis karenanya. Betapa saat ini aku kehilangan pelecut untuk kembali menuliskannya, dan rindu pada kata-kata yang begitu saja meluncur keluar dari dada.
Engkau menciptakan pertemuan, hanya untuk sesuatu yang baik. Hati yang bahagia karenanya, yang juga berantakan karenanya, Engkau senyumi saja. Sambil berkata: belajarlah sesuatu darinya, pakai itu untuk semakin mendekatkan dirimu padaku, memahami dan meyakini kekuasaanku. Maka, di depan nanti, akan kamu temui maksudku.
Kekasih, kita hanya pelaku, sutradaranya adalah tentu Yang Maha Satu. Takperlu sedih dan bahagia dengan terlalu. Bila memang kita ada pada rencana-Nya, keajaiban akan terjadi begitu saja; sesuatu yang sangat mudah bagi-Nya
Selamat pagi belantara
0 Response to "Sebatas pelaku"
Post a Comment