"...Yaa Nabi..salam 'alaika, Yaa Rasul...salam, salam 'alaika..
Yaa..Habib salam 'alaika...Sholawatullah 'alaika..."
manusia akhir zaman dengan sejuta teladan, Inspirator terbaik, Kepala keluarga terbaik, kepala negara terhebat, politikus ulung, dan masih banyak sejuta pesona teladan beliau yang memantaskan beliau
pada posisi Nabiyullah dan teladan segala zaman
Orang bertaqwa mana yang tak rindu beliau, bertemu dengannya kelak adalah suatu cita
Bertemu dengannya dalam bunga mimpi saja adalah anugrah terindah dan kebahagiaan tiada tara bagi pemimpi Wajar jika ummatmu ummat akhir zaman ini adalah ummat terbaik yang pernah ada
Kami tak pernah melihat mu tapi kami cinta dan rindu padamu yaa Rasullullah
Suatu ketika berkumpullah Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersama sahabat-sahabatnya yang mulia. Di sana hadir pula sahabat paling setia, Abu Bakar ash-Shiddiq. Kemudian terucap dari mulut baginda yang sangat mulia: “Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).”
Suasana di majelis itu hening sejenak. Semua yang hadir diam seolah sedang memikirkan sesuatu. Lebih-lebih lagi sayidina Abu Bakar, itulah pertama kali dia mendengar orang yang sangat dikasihinya melontarkan pengakuan demikian.
“Apakah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara-saudaramu?”Abu Bakar bertanya melepaskan gumpalan teka-teki yang mulai memenuhi pikiran.
“Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku tetapi bukan saudara-saudaraku.” Suara Rasulullah bernada rendah.
“Kami juga saudaramu, wahai Rasulullah,” kata seorang sahabat yang lain pula.
Rasulullah menggeleng-gelangkan kepalanya perlahan-lahan sambil tersenyum. Kemudian Baginda bersabda,
“Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku tetapi mereka beriman denganku dan mereka mencintai aku melebihi anak dan orang tua mereka. Mereka itu adalah saudara-saudaraku dan mereka bersama denganku. Beruntunglah mereka yang melihatku dan beriman kepadaku dan beruntung juga mereka yang beriman kepadaku sedangkan mereka tidak pernah melihatku.” (Hadis Muslim)
ah, lebih dari itu hai Rasul, air mata ini mengalir begitu deras, di akhir hayat mu negkau masih sempat memikirkan ummatmu ini.
di sisa-sisa nafasmu kau tak mencari istrimu, anak-anakmu, harta-hartamu, kata yang luarbiasa muncul dari pribadi yang luar biasa "..Ummati...ummati..ummati..."
0 Response to "Rinduku untuk sang Rasul"
Post a Comment