Kesadaran umum (al-wa’yu al-‘âm) sangat terkait dengan perubahan mendasar yang ideologis. Tidak mungkin terwujud perubahan apapun di dalam masyarakat tanpa sebuah prolog. Prolog yang terpenting dan utama adalah kesadaran umum tentang apa yang akan diwujudkan di dalam masyarakat melalui proses perubahan komprehensif, berdasarkan ideologi dan pemikiran yang benar. Kesadaran umum juga merupakan bagian dari ketentuan (hukum) terkait metode (tharîqah) dalam proses perubahan yang syar’i, yang dalam pelaksanaannya tidak boleh menyimpang dalam setiap rinciannya. Sebab, Rasulullah saw. telah menempuh metode ini di Madinah al-Munawwarah dalam proses menciptakan suasana untuk mempersiapkan wilayah bagi berdirinya Negara Islam.
Berangkat dari sini, tentu penting memahami arti dari kesadaran umum, dan bagaimana mewujudkan kesadaran itu dalam proses menuju perubahan yang ideologis. Kesadaran umum intinya adalah kesadaran umat tentang pemikiran yang disampaikan kepada mereka.
Macam-macam Kesadaran Umum
1. Kesadaran umum terkait aspek naluri dan kebutuhan jasmani.
Dikatakan, misalnya, bahwa indikasi naluri dan kebutuhan jasmani pada setiap manusia adalah dorongan manusia untuk mencari pemuasan secara individu. Hal ini membutuhkan pemahaman tentang sesuatu yang bisa memuaskan atau memenuhi kebutuhan. Namun, hal ini tidak memerlukan kesadaran dan penguasaan serta tidak masuk dalam masalah kesadaran.
Pernyataan tersebut benar, karena naluri dan kebutuhan jasmani mendorong manusia untuk mencari pemuasan. Namun, hal itu tidak mendorong dirinya untuk melakukan perubahan masyarakat yang menyeluruh. Karena itu, proses perubahan masyarakat yang dibangun berdasarkan pandangan ini harus didahului oleh kesadaran, penguasaan dan diagnosa atas realitanya. Sebab, masalahnya di sini adalah proses perubahan, dan bukan proses pemuasan saja.
Sebagai contoh, kita mengatakan bahwa tingkat pengangguran dalam masyarakat sekian, jumlah orang yang kelaparan sekian, jumlah orang-orang yang di-PHK sekian, dan mereka yang mendapatkan upah di bawah standar minimum sekian. Semua ini berkaitan dengan kebutuhan jasmani seperti makanan, minuman dan perumahan. Semua ini kadang akibat dari penekanan, pembatasan dan perbudakan, seperti yang dialami bangsa Eropa di era pertengahan, atau pada masa Romawi kuno. Kemudian rakyat melakukan aktivitas secara kolektif dan terorganisasi—setelah mendiagnosis realitasnya ini—untuk mengubah realitas tersebut. Padahal motivasi awal untuk melakukan itu adalah motivasi naluri yang terkait kebutuhan jasmani atau naluri cinta untuk tetap bertahan hidup.
Setiap proses diagnosis yang mendahului perubahan ini butuh kesadaran dan pemahaman, sekalipun motivasi awalnya adalah bersifat naluriah, atau bersumber dari kebutuhan jasmaniah. Kesadaran umum atas realitas ini adalah prolog bagi proses perubahan yang komprehensif berdasarkan perbaikan kondisi hidup saja, atau pembebasan dari jeratan perbudakan. Kesadaran umum ini akan menciptakan opini umum (ar-ra’yu al-‘âm) pada kaum muda dan orang-orang yang mampu melakukan perubahan. Selanjutnya mereka menggerakkan masyarakat untuk proses perubahan yang komprehensif yang akan memperbaiki kondisi hidup, atau menghasilkan pembebasan dan kemerdekaan dari perbudakan, seperti yang terjadi di era gereja atau pada zaman Romawi.
2. Kesadaran umum hasil dari pemikiran yang salah dan keliru.
Dalam hal ini, sama saja apakah pemikiran itu bersumber dari ideologi atau tidak. Kesadaran semacam ini terjadi di banyak negara Eropa Barat ketika melakukan pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme), yang kemudian melahirkan ideologi Kapitalisme. Ideologi ini memiliki doktrin (akidah) dan pemikiran baru yang mampu menciptakan opini umum untuk menentang kezaliman dan dominasi gereja.
Dengan pemikiran baru ini, masyarakat di Eropa menjadi sadar. Dengan kata lain, telah ada opini umum di dalam masyarakat berikut orang-orang yang mampu melakukan perubahan di antara kekuatan politik. Berdasarkan hal itu, proses perubahan radikal pun terjadi pada sebagian besar negara-negara di Eropa. Selanjutnya kondisi ini berpindah ke masyarakat yang lain di banyak wilayah di dunia ketika pemikiran baru ini telah menjadi opini umum yang berasal dari keyakinan masyarakat yang telah menjadi kesadaran umum.
3. Kesadaran umum hasil dari ideologi yang sahih (benar).
Ideologi yang sahih (benar)—seperti yang kita ketahui—adalah ideologi yang akidah atau doktrinnya dibangun di atas akal (meyakinkan pikiran (akal) manusia pada umumnya) serta sesuai dengan fitrah manusia (sesuai naluri beragama), artinya sesuai dengan ketetapan yang ada dalam diri manusia bahwa ia butuh pada Sang Pencipta Yang Mahaagung. Hal ini tidak ditemukan kecuali dalam ideologi Islam. Sebab, ideologi Islam mampu meyakinkan pikiran (akal) manusia di manapun, bahwa alam semesta ini ada pencipta yang menciptakannya.
Kesadaran umum—hasil dari ideologi yang sahih (benar)—ini tidak dapat diwujudkan kecuali pada kaum Muslim. Alasannya, tidak ditemukan di seluruh dunia sebuah ideologi dengan karakter yang mampu menyakinkan pikiran (akal) dan sesuai dengan fitrah kecuali ideologi Islam saja.
Mewujudkan Kesadaran Umum
Upaya mewujudkan kesadaran umum ini dilakukan dengan menjelaskan pemikiran Islam yang mendasar dalam benak manusia demi perubahan yang hendak diciptakan. Pemikiran Islam ini mencakup akidah maupun syariah. Semua ini harus ditanamkan pada masyarakat. Dengan itu dihasilkan kesadaran tentang pemikiran-pemikiran Islam secara global pada masyarakat. Contoh pemikiran Islam yang bersifat global adalah seperti pemikiran tentang: keesaan Allah SWT; hanya Allah yang berhak membuat konstitusi; tidak boleh mengambil konstitusi dari selain Allah; konstitusi dari selain Allah adalah kufur, tidak akan diterima selamanya; dst.
Perlu juga ditanamkan kesadaran umum pada masyarakat bahwa:
1. Umat Islam adalah satu umat tanpa kecuali, yang disatukan oleh persaudaraan Islam, serta diikat oleh akidah (dokrin) agama bukan ikatan etnis dan kedaerahan; Negara Islam adalah simbol persatuan dan kekuataan kaum Muslim; mendirikan Negara Islam adalah wajib bagi umat Islam serta masalah utama di antara masalah-masalah umat Islam; tanpa Negara Islam, umat Islam menjadi lemah dan mudah dikalahkan, serta menyebabkan murka Allah SWT.
2. Kaum kafir adalah musuh umat Islam; mereka tidak menginginkan kebaikan pada umat Islam; mereka berusaha keras agar Islam tidak bangkit dan umat Islam tidak kembali bersatu, yakni tidak ingin Negara Islam tegak kembali; mereka bekerja siang-malam dan mengerahkan seluruh kekuatan dan potensi yang mereka miliki.
3. Cara membangkitkan umat Islam adalah dengan pemikiran dan ideology Islam, bukan dengan pemikiran Barat, dan bukan pula dengan gerakan atau partai boneka yang terkait dengan Barat, sekalipun gerakan atau partai itu mengklaim sebagai gerakan atau partai Islam.
Semua ini adalah kesadaran umum yang wajib diwujudkan di dalam umat.
Pada saat yang sama juga dibutuhkan kesadaran khusus pada kelompok tertentu di tengah-tengah umat dalam rangka membuat proses perubahan ideologis dalam masyarakat, yakni di kalangan para aktivis partai yang akan melakukan proses perubahan; juga di kalangan kelompok kuat dan berpengaruh (ahlul-quwwah) atau kelompok yang berpotensi memberikan pertolongan (ahlun-nushrah) dalam konteks perubahan karena merekalah yang berada di garis depan dalam rangka proses perubahan. Mereka membutuhkan kesadaran khusus yang melebihi kesadaran umum pada umat. Itu semua diperlukan agar pertolongan mereka benar dan aktivitas perubahan bisa selamat.
Kesadaran umum di tengah-tengah umat akan secara otomatis mendorong kemunculan opini umum yang komprehensif pada para politisi, intelektual dan masyarakat umum. Dengan demikian umat menjadi siap menerima proses perubahan yang berdasarkan pemikiran yang hendak diwujudkan di dalam masyarakat ini. Umat pun akan menjadi penjaga dan pendukung proses perubahan ini.
Bersamaan dengan kesadaran umum tentang Islam, kekufuran, metode dan tujuannya serta proses perubahan yang hendak diwujudkan di dalam masyarakat ini, harus ada pada umat kesadaran umum tentang orang-orang yang mengemban dan memperjuangkan pemikiran ini secara praktis dalam realitas kehidupan. Artinya, umat harus memiliki kesadaran atas partai yang melakukan perubahan, keikhlasan dan kebenarannya. Kesadaran umat atas partai ini adalah menyangkut integritasnya, keteguhannya terhadap pemikiran yang diemban, keikhlasannya dalam memperjuangkan kepentingan umat (tidak terkait dengan kekuatan yang lain), kemampuannya untuk memimpin, kecakapannya dalam mengatur barisan, dan kemampuannya untuk terus menjaga kontinuitasnya setelah proses perubahan.
Kondisi Saat Ini
Dengan mencermati negeri-negeri kaum Muslim saat ini, terlihat bahwa alhamdulillah, secara umum kaum Muslim telah memiliki kesadaran umum tentang Islam. Islam juga telah menjadi kebutuhan bagi mayoritas umat. Opini umum ini sedang menuju ke arah kesadaran umum yang sempurna. Sayang, kondisi demikian dihadapkan pada berbagai upaya untuk menyimpangkan umat melalui berbagai pemikiran yang tumpang-tindih, yang menggabungkan dua perkara yang kontradiksi dan mendistorsi Islam. Dimunculkan pula berbagai tsaqafah dan budaya Barat yang diimpor kepada kita melalui beberapa gerakan Islam dan non-Islam yang menjadi jongos kolonialisme. Penyimpangan ini ditambah dengan adanya upaya penyesatan para ulama jahat (ulamâ’ as-sû’) dan lembaga-lembaga keagamaan yang disponsori oleh negara-negara kafir di negeri-negeri kaum Muslim, adanya media massa dan mimbar-mimbar yang dikontrol para penguasa, dan adanya perang kotor yang dilancarkan oleh negara-negara kafir terhadap kesadaran yang benar.
Kesadaran Umum Tentang Hizbut Tahrir
Hizbut Tahrir berikut pemikiran dan dakwahnya telah ada di sebagian besar negara-negara di Dunia Islam. Opini umum tentang Hizbut Tahrir berikut peristiwa pemenjaraan, pembunuhan dan penyiksaan terhadap para aktivisnya karena dedikasinya terhadap umat telah dirasakan sendiri oleh umat. Namun, opini umum tentang Hizbut Tahrir ini dihambat oleh kaum kafir Barat serta gerakan-gerakan Islam dan non-Islam. Mereka berusaha merusak citra Hizbut Tahrir dalam rangka menjauhkan umat dari pemikiran, metode dan tujuannya. Akibatnya, tidak muncul kesadaran umum di tengah-tengah umat terhadap Hizbut Tahrir. Ketidakmunculan kesadaran umum tentang Hizbut Tahrir ini bukan kesalahan Hizbut Tahrir dan pemikirannya, atau usahanya dalam menyampaikan pemikiran. Namun, semua itu akibat dari pembatasan dan pencegahan peredaran (blackout) yang dilakukan terhadap pemikiran Hizbut Tahrir, para aktivisnya dan kegiatannya. Masyarakat pun dihantui oleh ketakutan, tekanan, penindasan dan penjara bagi siapa saja yang mencoba mendekati Hizbut Tahrir. Meski demikian, sesungguhnya telah ada kesadaran tentang Hizbut Tahrir ini di kalangan generasi kaum Muslim di negeri-negeri itu, terutama di kalangan kaum intelektual dan berpendidikan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa umat telah memiliki opini umum tentang Islam, bahkan di beberapa negeri kaum Muslim terdapat opini umum tentang Hizbut Tahrir. Namun demikian, semua ini membutuhkan penyempurnaan. Inilah masalah yang sedang dihadapi oleh umat Islam saat ini.
Dengan mencermati peristiwa-peristiwa dunia yang telah dan yang masih terjadi di dalam dan di luar negeri-negeri kaum Muslim, terlihat semuanya menunjukkan bahwa pemikiran umat sedang mengalami kebangkitan menuju kesadaran umum. Mereka, paling tidak, mulai menyadari tentang apa yang terjadi terkait pendudukan Yahudi atas Tanah Palestina dan ketidakmampuan rezim untuk mengatasi itu semua selama enam puluh tahun; juga tentang apa yang terjadi terkait pendudukan Afganistan dan Irak serta dukungan para penguasa dan tentara di negeri-negeri kaum Muslim atas pendudukan ini. Umat juga mulai menyadari begitu sulitnya negara-negara di Dunia Islam berada di belakang Yahudi terkait perdamaian. Mereka juga mulai menyadari tentang bagaimana para penguasa kaum Muslim berdiri di barisan Amerika untuk memerangi terorisme (Islam) serta menyingkirkan orang-orang yang ikhlas di kalangan generasi umat Islam sebagai pemimpin jihad dan ulama. Lalu muncullah revolusi dan perlawanan yang intensif. Mereka mengobarkan perlawanan terhadap para penguasa seperti gunung berapi. Mereka mampu menghancurkan banyak penghalang buatan para penguasa untuk menghambat kesadaran umum tentang perubahan kearah Islam.
Faktor lain yang cukup membantu memobilisasi pemikiran menuju kesadaran umum adalah jatuhnya pemikiran-pemikiran global seperti sosialisme dan kapitalisme karena ketidakmampuannya untuk menangani berbagai urusan di bidang kehidupan yang bermacam-macam, seperti sistem ekonomi dan sosial. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa umat telah membuka jalannya dengan akselerasi menuju terwujudnya kesadaran umum tentang Islam, juga tentang Hizbut Tahrir.
Khatimah
Sejumlah revolusi yang terjadi akhir-akhir ini insya Allah akan menghancurkan setiap pembatas dan hambatan yang dibuat oleh para penguasa agar umat tidak mencapai tingkat kesadaran umum yang benar terhadap agamanya, realitasnya dan terhadap partai yang ikhlas (berdedikasi) yang ingin membangkitkan umat dan mengubah realitasnya. Revolusi-revolusi ini akan menunjukkan para penguasa dan pemikirannya yang lemah di depan rakyatnya, atau ia tidak ubahnya sarang laba-laba. Umat segera mencapai rangkaian peristiwa dan akselerasi menuju keyakinan penuh bahwa keikhlasan (dedikasi) mereka bukan pada pemikiran Barat yang palsu dan busuk, seperti demokrasi dan kebebasan, namun pada pemikiran Islam yang tinggi dan bermartabat. Umat juga akan mencapai keyakinan yang sempurna sebagai hasil dari kesadaran umum bahwa Hizbut Tahrir merupakan satu-satunya yang membawa bendera perubahan yang benar di Dunia Islam, yang berusaha mewujudkannya dengan penuh keyakinan, keseriusan, ketulusan serta terus bekerja keras, cerdas dan ikhlas.
Dalam kesempatan yang sangat baik ini, insya Allah, umat akan memeluk pemikiran yang sahih. Pada gilirannya pada diri umat terbentuk kesadaran umum (al-wa’yu al-‘âm) tentang pemikiran yang sahih ini, juga tentang pemikiran Hizbut Tahrir dan metodenya dalam rangka proses perubahan yang komprehensif dan benar. WalLâhu a’lam bish-shawâb. [Muhammad Bajuri/Sumber: al-waie bahasa Arab, No. 298, Tahun 26, Dzulqa’dah 1432 H/Oktober 2011 M]
0 Response to "Pentingnya Kesadaran Umum Dalam Perubahan Hakiki"
Post a Comment