Dalam istilah kedokteran kesurupan disebut
possession trans atau suatu kondisi trans pemilikan yaitu terdapatnya
perubahan tunggal atau episodic keadaan kesadaran sesorang di mana
dapat diketahui adanya pergantian identitas pribadi dengan idenditas
baru. Contohnya orang tersebut merasa menjadi orang lain yang hidup
ratusan tahun yang lalu atau menyebut dirinya mbah dll. Akibatnya,
orang tersebut mempunyai perilaku yang asing dan aneh.
Tentu Anda sudah melihat di media
elektronika bagaimana anak sekolah atau buruh perempuan yang
kesurupan itu dengan gejala tatapan mata tajam, menakutkan, kosong
dan lurus ke depan. Kemudian suaranya berubah, yang tadinya halus
menjadi besar dan berat seperti suara laki-laki, padahal yang
kesurupan adalah perempuan. Jika kita periksa, tekanan darahnya agak
turun kecuali jika dia meronta-ronta. Suhu badannya agak turun dan
terasa dingin.
Yang aneh adalah kekuatan fisiknya melebihi
kekuatan yang biasa dipunyainya sehari-hari. Kadang-kadang dia
bertindak kasar lari-lari dan melempar orang sekitarnya, berteriak
dan bicara tidak karuan, ngalantur dan mungkin dapat berbicara bahasa
asing yang dia tidak tahu sebelumnya atau disebut juga xenolalia.
Beberapa lama kemudian, tanpa perlu dipegang keras atau dihimpit
proses kesurupan akan mulai berhenti dan diikuti dengan gejala
amnesia atau lupa semua atau sebagian kejadian yang menimpanya.
Pada saat itu akan terjadi rasa kelelahan
yang amat sangat dan sakit pada seluruh badannya. Sakit badan itu
sebetulnya adalah akibat orang-orang yang menolongnya menekan dan
menutup jalan napasnya sebagai upaya mengusir makhluk halus keluar
dari tubuhnya. Ini adalah suatu tindakan yang tidak betul.
Ditinjau dari sistem saraf, kesurupan
adalah fenomena serangan terhadap sistem limbic yang sebagian besar
mengatur emosi, tindakan dan perilaku. Sistem limbic sangat luas dan
mencakup berbagai bagian di berbagai lobus otak. Dengan terganggunya
emosi dan beratnya tekanan akibat kesulitan hidup, timbullah
rangsangan yang akan memengaruhi sistem limbic. Akhirnya, terjadilah
kekacauan dari zat pengantar rangsang saraf atau neurotransmitter. Zat
penghantar rangsang saraf yang keluar mungkin norepinephrin atau
juga serotonin yang menyebabkan perubahan perilaku atau sebaliknya.
Berdasarkan pengalaman saya, untuk
mengetahui apakah seseorang kesurupan atau mengalami reaksi histeris,
periksa saja kelopak matanya yang selalu ditutup itu. Coba buka
kelopak matanya. Pasien yang mengalami reaksi histeris biasanya akan
menahannya dengan kuat. Reaksi histeria massal memang gampang terjadi
pada siswi-siswi terutama yang bermasalah. Kemungkinan yang kesurupan
itu paling hanya satu atau dua orang, kemudian menjalar kepada siswi
yang lain.
Histeria ini umumnya menimbulkan reaksi
ketakutan. Mereka yang mentalnya tidak kuat dan dia sedang
bermasalah, dia akan berteriak-teriak, dan tubuhnya mengalami kejang
atau kaku. Hal ini dapat kita lihat jelas pada tangannya. Perempuan
memang relatif gampang terkena kesurupan dan histeria, karena selain
faktor emosi yang lebih juga kemungkinan juga karena ada perbedaan
hormonal dari dengan laki-laki. Begitulah kira kira penjelasan medis
ilmiah mengenai kesurupan.