Saudaraku..., Alloh SWT Berfirman:
“Alloh telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah…” (QS. az-Zumar: 23)
Itulah kedudukan agung yang dianugerahkan Alloh SWT kepada orang-orang beriman, kedudukan yang akan meninggikan dan melambungkan jiwa, hingga mereka mampu meninggalkan nafsu (syahwat) kemanusiaan (yang melalaikannya).
Yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena menghadap langsung menemui Rabbnya dengan mentadabburi ayat-ayat-Nya, mereka yang emntadaburi ayat Alloh dengan penuh ketentraman dan pengagungan, sehingga ayat-ayat tersebut memenuhi relung-relung hati dan rongga-rongga persendiannya. Mereka menundukkan kepala dan menyungkurkan wajahnya ke permukaan tanah untuk tafakur dalam ibadah dan sujud, seraya bermunajat kepada-Nya. Mereka memohon pertolongan-Nya dengan meneteskan air mata sebagai bentuk taubat dan penyesalan.
Tatkala dia membaca salah satu ayat al-Qur’an, maka ayat tersebut sanggup menggetarkan hatinya, menyucikan jiwanya, merubah tabiat dan perangainya, serta mendorongnya untuk berkesinambungan dalam taat serta siap menyongsong perintah-Nya.
Alloh SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnyalah mereka bertawakkal.” (QS. al-Anfal: 2)
Maka, meskipun syahwat dan fitnah dunia dengan beragam jerat dan tipudaya menyerangnya, semuanya tidak akan sanggup melumpuhkannya. Bahkan satu persatu akan bertekuk lutut di bawah telapak kakinya. Bahkan dia akan memalingkan mukanya tanpa pernah menengok sedikitpun seraya terus membasahi lisannya dengan puja puji kepada Alloh . Ini adalah munajat kepada Rabb-nya, yang sanggup menumbuhkan kekuatan dan tekad membara. Hatinya adalah hati yang bersinar laksana kilauan intan, tiada satu fitnahpun yang sanggup mengeruhkannya dalam menjalani roda kehidupan.
Rosululloh bersabda:
“Alloh telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah…” (QS. az-Zumar: 23)
Itulah kedudukan agung yang dianugerahkan Alloh SWT kepada orang-orang beriman, kedudukan yang akan meninggikan dan melambungkan jiwa, hingga mereka mampu meninggalkan nafsu (syahwat) kemanusiaan (yang melalaikannya).
Yaitu kedudukan yang diperoleh seseorang karena menghadap langsung menemui Rabbnya dengan mentadabburi ayat-ayat-Nya, mereka yang emntadaburi ayat Alloh dengan penuh ketentraman dan pengagungan, sehingga ayat-ayat tersebut memenuhi relung-relung hati dan rongga-rongga persendiannya. Mereka menundukkan kepala dan menyungkurkan wajahnya ke permukaan tanah untuk tafakur dalam ibadah dan sujud, seraya bermunajat kepada-Nya. Mereka memohon pertolongan-Nya dengan meneteskan air mata sebagai bentuk taubat dan penyesalan.
Tatkala dia membaca salah satu ayat al-Qur’an, maka ayat tersebut sanggup menggetarkan hatinya, menyucikan jiwanya, merubah tabiat dan perangainya, serta mendorongnya untuk berkesinambungan dalam taat serta siap menyongsong perintah-Nya.
Alloh SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Alloh gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabbnyalah mereka bertawakkal.” (QS. al-Anfal: 2)
Maka, meskipun syahwat dan fitnah dunia dengan beragam jerat dan tipudaya menyerangnya, semuanya tidak akan sanggup melumpuhkannya. Bahkan satu persatu akan bertekuk lutut di bawah telapak kakinya. Bahkan dia akan memalingkan mukanya tanpa pernah menengok sedikitpun seraya terus membasahi lisannya dengan puja puji kepada Alloh . Ini adalah munajat kepada Rabb-nya, yang sanggup menumbuhkan kekuatan dan tekad membara. Hatinya adalah hati yang bersinar laksana kilauan intan, tiada satu fitnahpun yang sanggup mengeruhkannya dalam menjalani roda kehidupan.
Rosululloh bersabda:
سبعة يظلّهم الله في ظله يوم لا ظلّ إلا ظله، ذكر منهم ورجل ذكر الله خاليا ففاضت عيناه من الدمع
“Ada tujuh orang atau golongan yang akan memperoleh naungan Alloh pada saat dimana tidak ada naungan yang dapat dijadikan tempat berteduh kecuali naungan-Nya, di antaranya disebutkan: seseorang yang berdzikir kepada Alloh di kala sendiri dengan berurai air mata.” (HR. al-Bukhari)
عينان لا تمسّهما النار: عين بكت من خشية الله، وعين باتت تحرس في سبيل الله
“Ada dua mata (manusia) yang tidak akan pernah terjilat oleh api neraka, yaitu mata seseorang yang berurai air mata karena takut kepada Alloh, dan mata seseorang yang dipergunakan utnuk berjaga malam saat berjuang di jalan Alloh.” (HR. at-Tirmidzi)
Subhanallah! Alangkah agung kedudukannya! Alangkah mulia sifatnya! Dan hal ini tiada lain merupakan wujud kedalaman iman dan kesucian hatinya.”
Sesungguhnya kesensitifan dan ketentraman hati, ketundukan dan pengagungan hanya kepada Rabbnya merupakan kedudukan tertinggi yang dianugerahkan kepada orang-orang yang beriman.
Dengan kondisi hati yang jujur, membara serta senantiasa disinari cahaya ilmu dan iman sebagaimana gambaran di atas, para sahabatpun sanggung memporak-porandakan benteng yang kokoh. Mereka maju bertempur dengan gagah berani, menaklukkan penjuru dunia, meninggikan panji tauhid, hingga singgasana Kisra dan Kaisar bertekuk lutut dalam genggaman tangan mereka.
Alangkah berharapnya ummat ini akan datangnya seorang ‘generasi Robbaniy. Seorang generasi yang ketika mendengar satu ayat al-Qur’an, maka hatinya tergetar, kedua matanya berurai air mata, merenungi kandungannya dan konsekuen dengan segala tuntutannya. Sebaliknya, dia yang tidak Robbani akan membiarkan ayat tersebut berlalu begitu saja karena ingin mendengar ayat yang lainnya, baik karena hawa nafsu pribadinya atau karena ketidakteguhannya.
Saudaraku...! Saat ini umat sangat berharap akan datangnya seorang da’I yang mau bekerja keras dalam mendidik, menyampaikan da’wah dan mentarbiyah. Seorang da’I, meskipun keheningan malam mulai merayap dan kelopak mata mulai meredup, namun dia tetap seorang da’I yang bersemangat dalam bermunajat kepada-Nya, tafakkur menghadap-Nya. Ia selalu menengadahkan tangan kepada Alloh , memohon datangnya pertolongan dan kemenangan, diiringi derai air mata dan rintihan permohonan.
Kita semua berharap dapat menitikkan air mata kejujuran yang dilandasi keteguhan iman, serta dilandasi keagungan jiwa untuk mengalahkan hawa nafsu. Hanya kepada Alloh saja kita mengadukan segala kelemahan, kekerdilan jiwa dan kekotoran hati, karena sesungguhnya:
إذا قسا القلب قحطتِ العين
“Apabila hati telah kotor dan keruh (karena dosa), maka air matapun menjadi kering (tidak bisa menangis / susah menangis ketika mendengar ayat-ayat Alloh).”
Rosululloh bersabda:
لو تعلمون ما أعلم: لبكيتم كثيرا، ولضحكتم قليلا
“Seandainya kalian memahami apa yang telah kupahami (dengan pasti), niscaya kalian akan banyak menangis dan sedikit untuk tertawa.” (HR. al-Bukhari)
0 Response to "Sejenak Bermuhasabah"
Post a Comment