Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusmas Heriawan, memprediksi garis kemiskinan pada 2012 akan lebih tinggi daripada angka kemiskinan sebelumnya. Ini karena angka kemiskinan mendekati angka inflasi yang terjadi sepanjang tahun.
“Garis kemiskinan atau orang yang tergolong miskin ini sangat sensitif dengan harga makanan. Karena 74 persen pengeluaran orang miskin ini adalah untuk konsumsi makanan,” ujar Rusman, Senin (13/6) malam.
Menurutnya, kalau ini tidak dipelihara, harga untuk makanan ini cenderung menanjak. Untuk kondisi garis kemiskinan dari 1996 sampai 2010, tingkat kemiskinan yang paling rendah terdapat di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
“Untuk penghasilan bagus di Jakarta, hidup di Sulawesi Selatan akan makmur jika barang lebih murah,” ujarnya. Di samping itu, angka kemiskinan yang paling parah di Indonesia terjadi ketika reformasi 1998 yang mencapai 50 juta orang.
“Hampir 50 juta orang di 1998, kemudian terus berkurang. Sampai 2006 naik lagi sampai 2009 karena shock kenaikan BBM waktu 1 Oktober 2005 lalu,” pungkasnya. (hidayatullah.com, 14/6/2011)
0 Response to "Pada 2012 Kemiskinan di Indonesia Diperkirakan Meningkat"
Post a Comment