Asal Bersyukur dan Bersabar

Saat matahari bersinar, maka Allah tunjukkan keindahan warna-warna ciptaan-Nya kepada kita. Tapi saat matahari terbenam, ada keindahan lai...

Akhi...kenapa kau begitu antusias berdakwah setelah mengenalku?

Niat...kata ini sederhana dan tak mampu dilihat oleh mata. dia ada di hati, tapi oleh Alloh dia diberi posisi yang sangat penting dalam sebuah amal. amal akan menjadi sempurna jika dia ada pada posisi yang seharusnya. dia bagai separuh hati bagi sebuah amal, khususnya amal yang sudah sesuai syari'ah-Nya. sedang untuk amal yang tidak sesuai Syari'ah dia tak berarti apa-apa. karena amal akan diterima/diridhai oleh Alloh jika memenuhi 2 Syarat:

1. Sesuai dengan tuntunan Syari'at.

عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ


Dari Ummul Mu’minin; Ummu Abdillah; Aisyah radhiallahuanha dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Siapa yang mengada-ada dalam urusan (agama) kami ini yang bukan (berasal) darinya), maka dia tertolak. (Riwayat Bukhori dan Muslim), dalam riwayat Muslim disebutkan: siapa yang melakukan suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama) kami, maka dia tertolak.

2. Niat karena Alloh SWT.

Imam Ibnul Qayyim berkata, ”Niat adalah ruh amal, inti dan sendinya. Amal itu mengikuti niat. Amal menjadi benar karena niat yang benar. Dan amal menjadi rusak karena niat yang rusak.” (I’lamul Muwaqqi’in VI/106, tahqiq Syaikh Masyhur Hasan Salman).

عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ Iيَقُوْلُ
إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَ إِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ، وَ مَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

Dari Amīr al-Mu’minīn, Abū Hafsh ‘Umar bin al-Khaththāb, dia menjelaskan bahwa dia mendengar Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. Barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena urusan dunia yang ingin digapainya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diniatkannya tersebut” (HR. al-Bukhāriy dan Muslim)

lalu apa kaitannya dengan judul tulisan diatas?
kali ini saya ingin memfokuskan pada bahasan niat, khususnya niat seseorang saat ingin berubah dari kehidupan yang jahiliyah menuju kehidupan yang sesuai syariat. dari orang yang biasa menjadi orang yang hari-harinya dipenuhi dengan aktifitas dakwah. dari akhlak yang biasa menjadi akhlak yang mempesona.
Beberapa hal diatas silahkan lihat pada masing-masing kita, benarkah niat kita sudah bersih? khususnya pemuda maupun pemudi yang aktif dalam sebuah lembaga dakwah, benarkah aktifitas yang dilakukan benar-benar lillahita'ala atau bisa jadi ada kotoran dalam hati yang merusak amalan kita. adakah dihati terbersit "kalo saya begini(bersikap lembut, berakhlakul karimah, semangat berdakwah dst) mungkin suatu saat si dia bakalan menaruh hati sama gue...". Naudzubillahi min dzalik.(dambacinta.blogspot.com)

0 Response to "Akhi...kenapa kau begitu antusias berdakwah setelah mengenalku?"

Post a Comment